Pangeran Antasari: Pahlawan Banjar yang Gigih
Pangeran Antasari merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia lahir pada 20 Februari 1809 di Keraton Pagatan, Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan. Lahir dari keluarga bangsawan, ayahnya, Sultan Muhammad Seman, menjadi penguasa yang disegani di Kerajaan Banjar. Sedari kecil, Antasari hidup dalam lingkungan kerajaan yang selalu menekankan kepemimpinan, pendidikan, dan kebijakan untuk rakyat.
Perlawanan Terhadap Penjajah
Hindia Belanda berusaha memperluas pengaruhnya di Kalimantan Selatan pada abad ke-19. Pangeran Antasari yang dikenal dekat dengan rakyat serta menolak dengan keras penindasan ini. Pada tahun 1859, Ia menjadi pemimpin Perang Banjar melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) melalui persatuan suku-suku Dayak.
Perang Banjar menjadi simbol perlawanan sengit rakyat Kalimantan terhadap kolonial. Walaupun menghadapi ketakutan besar, keberanian Pangeran Antasari menyalakan semangat membara rakyat untuk melawan penjajahan.
Akhir Perjuangan dan Warisan
Perjuangan habat itu harus berhenti pada tahun 1862. Pangeran Antasari tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa. Beliau menghembuskan nafas terakhir di Surabaya pada 11 Oktober 1862. Meskipun tidak mendapat kemenangan mutlak, semangat perjuangannya tidak pernah padam.
Pemerintah Indonesia menetapkan Pangeran Antasari sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1961, karena jasa besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan melawan ketidakadilan. Samoai saat ini, beliau selalu diingat sebagai simbol patriotisme dan keteguhan hati.
Inspirasi Generasi Bangsa
Kisah Pangeran Antasari memberi pelajaran penting mengenai persatuan, keberanian, dan perjuangan demi keadilan. Warisan perjuangannya selalu hidup sebagai teladan bagi generasi muda untuk selalu mencintai tanah air dan menjaga kemerdekaan.
